-jenuh-

jenuh itu
jenuh ini

jenuh hati ku menanggung siksa perasaan ini
sampai bila aku harus begini
sampai kapan?

mungkin sampai aku dikafankan,
barangkali...

walau sekadar kerutan kening mu sahaja,
aku sudah faham akan arti maksudmu itu,
tanda itu pon aku sudah FAHAM...

pilu di hati,
resah di hati,
pasti tidak akan berhenti di sini...

saban hari aku menanti saat itu,
tiada gambaran, tiada lukisan,

BOHONG ku katakan,
jika tidak jatuh mutiara tu...

seusai solat aku memanjat doa...
maka gugurlah manik-manik mutiara itu...

aku biarkan ia jatuh...
semakin lama, semakin laju...

mungkin dengan cara ini aku dapat
meredakan hati yang dilanda gelisah

adakah hubungan seperti ini telah ditakdirkan untukku
aku pun tagihkan kemesraan darimu,
rindukan belaianmu,
seperti manusia lain...

kenapa kau mudah mengerutkan kening
pabila aku mula bersuara
jijik sangatkan suaraku
hina sangatkan lontaran suaraku
sampaikan setiap kali aku berkata-kata
kau pasti menolak, memarahi
dengan nada kurang selesa,
marah dan rimas.

biarpun hati ini memberontak,
aku tahu batasku padamu...
aku sedar diriku yang banyak
berhutang dengan mu
hutang piutang yang belum
pasti terbayar dengan
wang ringgit...

entahlah aku berserah padamu Tuhan
bagaimana titik noktah yang akan kau berikan padaku
aku sedia terima

Jangan terkejut jika
suatu hari
ada orang yang lebih aku sayangi dari dirimu!

Ya,benar........

sekian saja bual hati kali ini...
penentuan, esok atau lusa
biarkan ia berlaku tanpa aku merasakan getarnya
sedaya upaya ku tahan manik mutiara itu
supaya tidak gugur lagi
dan lagi..


-jenuh memujuk hati ini supaya
tidak memikirkan RASA itu-